Rabu, 13 November 2019


Saat terakhir #2
Selasa 08102019
Ku masuki kamar mandi area kuning untuk mencuci muka dan berganti pembalut, ketika keluar kudapati perawat sedang memeriksa tekanan darah ayah . Dengan reflek aku langsung berkata kenapa tensinya di sebelah kiri, tangan itu digunakan untuk akses cuci darah jadi tidak boleh di pakaikan tensi meter. Dengan santainya perawat menjawab kalau itu sudah terlanjur dan tidak apa apa.
Aku keluar berjalan dari igd yang letaknya di ujung sebelah timur rumah sakit menuju ke unit HD yang ada di ujung barat rumah sakit di gedung paviliun. Disana para pasien HD sesi satu sudah nimbrung di ruang tunggu paviliun lantai 1. Kebetulan hari selasa adalah jadwal HD nya ayah tapi sesi 2 jadinya sedikit banyak wajah wajah mereka tidak asing buatku. Mereka belum ada yang masuk ruangan jadi kuputuskan merebahkan diri di sofa tosca lobi paviliun sambil menunggu. Tanpa sadar ternyata aku ketiduran dan begitu terbangun aku lihat sekelilingku sudah sepi dan kosong yang artinya mereka semua sudah masuk ke dalam ruangan unit HD. Kulangkahkan kakiku kedalam ruangan untuk melapor pada petugas perawat HD kalau ayah ada di igd dan masuk sesi 1 ,eh ternyata ayah sudah di ruangan dan siap untuk proses HD. Rupanya karena ketiduran tadi ternyata pihak igd dan HD sudah terlebih dulu berhubungan untuk HD ayah. Mas wanto, perawat HD yang menangani ayah tersenyum menyapa kami dan menggoda ayah. Terakhir ayah tidak sadar juga ditangani oleh mas Wanto. Proses HD hari itu berjalan lancar tidak ada kendala sama sekali , ayah dalam kondisi sadar malahan masih sempat mengerlingkan mata padaku ketika mas Wanto menanyakan tingkat kesadarannya sambil menggoda kami berdua dan akhirnya ayah memutuskan untuk pulang setelah HD. Aku tidak menghubungi keluarga ayah yang ada di Paciran perihal masuk igd kali ini. Biasanya aku selalu mengabari mereka seperti terakhir kali sebulan yang lalu. Masih jam 12an saat itu ketika proses HD selesai, kami berjalan keluar bersama dengan ayah jalan tanpa alas kaki karena masuk igd semalam. Pak suwandi salah satu pasien HD sesi 3 menyapa kami dan ayah membalasnya dengan senyuman santai. Aku memesan transportasi online untuk mengantar kami pulang, sepanjang perjalanan pulang ke rumah entah kenapa tidak satupun dari kami berdua berbincang. Kami sibuk dengan pikiran kami masing masing, aku bahkan siap untuk menggodanya nanti sesampainya di rumah perihal HD selasa yang hari ini pulang lebih awal hanya karena berangkatnya juga lebih “awal” melalui igd. Jam 1an kami sudah sampai di rumah dan aku merasa capek sekali, segera aku ke kamar untuk rebahan menikmati kasur yang semalam aku tinggalkan. Waktu ashar datang, saat itu entah kenapa kita berbincang tentang hutang yang kami tanggung masing masing dan kewajiban pasangannya untuk membereskan jika salah satu meninggal dunia. Dengan saling bercanda kau menjawab pasrah apabila aku yang dipanggil duluan, dan aku menimpali dengan bercanda sambil menanyakan dimana saja hutangmu. Pada mas Lukman dan temanmu very, ya itu jawabanmu dan aku masih mengingatnya.
Malam harinya belum terlalu larut aku sudah merasa mengantuk sekali, aku pamit padamu untuk tidur lebih dulu di ranjang mbah kakung sementara dirimu tidur di kasur depan TV dengan Jiha dan Hira masih belum berhenti bergerak kesana kemari dengan aktifnya. Memang saat itu Hira suka sekali tidur larut. Aku tidak tahu jam berapa Hira tidur di sampingku , yang kutahu ketika aku terbangun malam malam sudah ada Hira tidur di sampingku dengan bantalan lengan ku dan aku melihat ayah sepertinya belum tidur dan bergerak gerak seperti gelisah. Rasa kantuk dan capekku lebih kuat saat itu hanya untuk sekedar bertanya ada apa dengan ayah. Itu satu hal yang kusesali kenapa malam itu aku tidur terpisah dengannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar