Selasa, 07 Februari 2012


 2010-2011             
                   Beberapa minggu ini anak anak saya ajak untuk menuangkan pengalaman pribadi mereka dalam sebuah tulisan. Kebetulan materi yang sedang saya sampaikan adalah teks recount. Sebelumnya saya ajak anak anak melihat di lab selama dua jam pelajaran. Setelah melihat tayangan tersebut di kelas pada pertemuan berikutnya saya mencoba menanyakan beberapa hal yang mereka ketahui tentang tayangan pada pertemuan sebelumnya.
“ anak anak yang kalian lihat kemarin apa ya?”, “film bu…” , “cerita bu….” , “petualangan bu…” beberapa anak menjawab dengan berteriak. “ya saya rasa kalian sudah hafal betul bagaimana jalan cerita dari film kemarin. Dengan panjang lebar saya menjelaskan dan menggiring anak anak masuk ke dalam materi recount.
Saya bahkan menyanyikan lagu “pada hari minggu kuturut ayah ke kota, naik delman istimewa ku duduk di muka, kududuk samping pak kusir yang sedang bekerja………………….” Saya memakai lagu itu karena menurut saya lagu itu cukup mewakili langkah langkah retorika dalam paragraph recount.
Setelah selesai menjelaskan saya minta anak anak untuk menuliskan pengalaman pribadi mereka dalam selembar kertas hvs yang sebelumnya sudah saya mereka untuk menyiapkannya.” Ok students, now write your own experience in a piece of paper, saya minta kalian menuliskan pengalaman pribadi kalian dalam selembar kertas sebanyak 100 kata.” , “buuuuuu…………………,maaammmm………….” Serentak seluruh kelas berteriak. “In Indonesia …” , “ oooohhhh….”.
ketika saya minta anak anak menulis dalam bahasa Indonesia semua kembali tenang, saya beri mereka waktu 30 menit untuk menulis. Ternyata belum sampai 30 menit sudah banyak anak anak yang menulis lebih dari 100 kata. Di menit ke 30 saya minta mereka menghentikan aktifitas menulisnya. Tampaknya mereka menikmati menceritakan pengalaman pribadi mereka dan tidak rela kalau ceritanya putus di tengah jalan. Kegiatan saya lanjutkan, berikutnya saya minta anak anak untuk merubah tulisan mereka yang sebelumnya dalam bahasa Indonesia menjadi bahasa inggris. Beberapa anak terlihat cemberut, “ bu susah gak bisa..” , “ anak anak yang saya minta adalah kalian mengganti dengan kata yang kalian tahu. Sekiranya nanti ada yang kalian tidak tahu atau kesulitan cukup kalian tinggalkan saja tulis dengan kata semula dalam bahasa Indonesia ok!”
Kalau sebelumnya saya minta anak anak menuliskan 100 kata untuk kegiatan ini saya hanya meminta anak anak mengganti kata dalam bahasa Indonesia ke bahasa inggris minimal 25 kata dengan syarat mereka tidak boleh bertanya pada saya ataupun membuka kamus dengan batasan waktu 20 menit. Saya hanya membolehkan anak anak bertanya pada temannya.
Saya kemudian mengamati anak anak, mereka sibuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari teman mereka masing masing. Memang proses interaksi berjalan dengan baik dalam kelas, tapi saya tampaknya melupakan bahwa anak anak yang notabene masuk kelompok anak yang pandai sedikit terganggu dengan teman teman mereka. Waktu mereka tersita untuk menjawab pertanyaan temannya, walaupun begitu sepertinya dari raut wajah mereka tidak tampak keberatan dengan “gangguan” yang mereka alami. Beberapa anak bahkan bertanya apakah boleh mereka mengganti lebih dari 25 kata dan saya pun membolehkannya.

Ketika waktu sudah habis saya minta mereka untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka. Waktu itu masih tersisa waktu kurang lebih sepuluh menit,saya memanfaatkan waktu  dengan membacakan beberapa tulisan anak anak yang saya  ambil dengan acak. Sambil membaca saya menanyakan  langkah langkah retorika dari tulisan teman mereka.sepertinya mereka antusias sekali mendengarkan cerita teman mereka sementara anak yang ketepatan ceritanya dibaca hanya tertunduk dan tersipu malu.

 Kemudian saya membagikan hasil kerja mereka pada temannya secara acak dan meminta mereka menghitung banyaknya kata yang sudah mereka ganti dalam bahasa inggris.
Kurang lebih tiga menit sebelum jam pelajaran saya berakhir saya minta mereka menuliskan hasil penghitungan mereka di lembaran milik teman mereka masing masing dan mengumpulkannya kembali ke saya.
Dalam perjalan menuju ruang guru sambil berjalan saya membaca sedikit tulisan mereka yang jadi campur baur antara bahasa Indonesia dan inggris. “ on day Sunday I pergi with I sister ke Surabaya….”,  “ at mall I buy baju that my sister pilih for I “

Lucu memang kalau saya baca tulisan anak anak,saya jadi sadar tugas saya selanjutnya adalah bagaimana saya bisa membuat anak anak bisa menulis sebuah paragraph recount dengan langkah langkah retorika yang tepat dan tata bahasa yang benar. Mengingat yang sudah saya lakukan sebelumnya di kelas saya jadi punya target

        anak anak harus bisa menulis sebuah paragraph recount sebanyak 100 kata dengan langkah retorika dan tata bahasa yang tepat –


Tongue Twister

I used to do it with some of my students and they kind of enjoy it.
here are some  of it

Six Short slow shepherds

We Surely shall see the sun shine soon

Red Lorry,Yellow Lorry, Red Lorry ,Yellow Lorry

I thought, I thought of thinking of thanking you

Betty Bought Butter, But the butter was bitter,so Betty  bought better butter to make the bitter butter better

I scream, You scream,we all scream for Ice cream

She sells Sea Shells on the sea shore and the shells she sells is sea shells I'm sure

How many cans can a canner can if a canner can can cans? A canner can can as many cans as a canner can,if a canner can can cans