Minggu, 22 Mei 2022

 Postingan ini saya dapat dari grup WA beberapa waktu lalu, jadi reminder saja kalau besok sudah memasuki hari tua


Ingat, Anak bukan jaminan hidup kita bahagia dihari tua.

 

HANCURNYA HATI SEBAGAI ORANG TUA.....


(Kisah nyata untuk Renungan)


Di Kabupaten MAGELANG JAWA TENGAH ada seorang JANDA karena  suaminya telah meninggal dunia. Dengan gajinya sebagai GURU, dia membesarkan anak laki-laki satu²nya seorang diri. Anaknya sangat PATUH pada orangtuanya.


Dengan kerja keras, akhirnya, sang Ibu berhasil menyekolahkan anaknya itu sampai ke Amerika Serikat. Setelah tamat kuliah, anaknya bekerja di Amerika, beli rumah, dan menikah, serta telah dikaruniai seorang anak, dan HIDUP BERKECUKUPAN SERTA HARMONIS


Ibunya masih tetap tinggal di Pasir Pengaraian meneruskan pekerjaannya, seorang diri. Namun dia berencana: SETELAH PENSIUN nanti, ia ingin pindah ke Amerika, BERKUMPUL dengan anak dan menantunya, untuk MENIKMATI MASA TUANYA.


Tiga bulan sebelum tiba masa pensiun, dia menulis surat kepada anaknya: MEMBERITAHUKAN NIATNYA, untuk berkumpul bersama-sama di Amerika.


Dalam angan-angannya: SETELAH MEMBESARKAN ANAKNYA, maka di hari tua, anaknya pasti akan "MENJADI SANDARAN HIDUPNYA".


DALAM KHAYALANNYA, Saudara² dan kerabat²nya pasti akan KAGUM atas KESUKSESANNYA dalam MENDIDIK ANAK, dan IA akan BAHAGIA DI HARI TUANYA.


Sambil menunggu SURAT BALASAN dari anaknya, dia menyelesaikan semua masalah dan aset²nya di Pasir Pengaraian untuk siap² pindah ke Amerika.

 

Tibalah SURAT BALASAN dari anaknya: Ternyata di dalam amplop  terselip selembar cek 30 ribu USD dan selembar surat yang berbunyi: "Mama, hasil diskusi saya dan istri, kami putuskan KAMI "TIDAK SIAP" MENERIMA MAMA untuk tinggal bersama kami di Amerika, karena adat istiadat di sini.


Jika Mama berpikir bahwa Mama sudah BERJASA  telah MENGASUH saya, maka berdasarkan perhitungan KURS SEKARANG, kira² Mama sudah MENGELUARKAN BIAYA lebih kurang 20 ribu USD (biaya mengasuh anak, hingga saya bisa seperti sekarang).


Karenanya saya kirim cek 30 ribu USD (saya lebihkan 10 ribu USD), untuk Mama, dengan harapan: Mama TIDAK LAGI menulis surat kepada saya.


HANCUR LULUH HATINYA setelah membaca surat itu. TAK DISANGKA anaknya akan berbuat seperti itu, INGIN rasanya ia untuk BUNUH DIRI.


Akhirnya dia MERENUNG UNTUK MENERIMA KENYATAAN maka sadarlah dia, dan BANGKITLAH SEMANGATNYA.


Dia GUNAKAN uang 30 ribu USD itu untuk BIAYA KELILING DUNIA. Dia senang BISA MELIHAT INDAHNYA alam di dunia ini.


Lalu ditulisnya sepucuk surat untuk anaknya: Anakku, kamu mau Mama tidak menulis surat lagi untuk kamu, maka ANGGAPLAH surat ini sebagai pelengkap kalimat yang kurang dari surat² Mama sebelumnya. Mama TELAH TERIMA ceknya, dan telah menggunakannya untuk biaya "tour keliling dunia". 


Dalam perjalanan tour itu, tiba² Mama merasa, HARUS BERTERIMAKASIH kepada kamu naaak.


TERIMAKASIH karena kamu telah mengajarkan Mama untuk MENGIKHLASKAN, MELEPASKAN, dan MELIHAT dengan nyata tentang: KASIH SAYANG  KELUARGA, SAHABAT, dan PASANGAN.


Dalam kehidupan manusia, semua yang di dunia itu TIADA YANG ABADI. Semuanya sedang dalam PROSES PERUBAHAN.


Jika Mama TIDAK MENGIKHLASKAN, atau masih MERASA MENDERITA karena PERLAKUANMU terhadap Mama, maka mungkin dalam setahunan ini Mama telah MENINGGAL DUNIA dikarenakan BUNUH DIRI


Dan dalam neraka akan bertambah seorang SETAN yang mati PENASARAN dan Mama tidak mau jadi seperti itu.


KETIDAK BERPERASAANmu telah MENYADARKAN Mama, bahwa: HUBUNGAN SESAMA MANUSIA hanya karena TAKDIR untuk BERKUMPUL, yang kemudian dapat BERPISAH. Semuanya TIADA YANG ABADI, TIADA YANG KEKAL.


Mama sekarang sudah menganggap TIDAK PUNYA ANAK, hati Mama sudah bebas, Mama pun sudah TIDAK PUNYA RASA KEKHAWATIRAN lagi. Mama sudah IKHLAS, Mama sudah hilangkan semua SAKIT HATI.

                                                  

PEPATAH MENGATAKAN: RUMAH ORANGTUA selamanya adalah RUMAH ANAK, tetapi RUMAH ANAK BUKANLAH rumah orangtua.


MELAHIRKAN ANAK merupakan TUGAS YANG WAJIB DILAKSANAKAN. NAMUN MENGASUH ANAK ADALAH  TUGAS SOSIAL karena terkadang harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan anak.


TAPI, MENGANDALKAN ANAK DI USIA SENJA merupakan KESALAHAN   FATAL


Pelajaran baik untuk direnungkan, agar kita tidak terlalu mengharapkan BALAS BUDI dari anak di hari tua.


*SEMOGA BERMANFAAT, SALAM BAHAGIA DI HARI TUA BAGI YANG SUDAH PENSIUN.🙏🙏💓💕💓💕🙏🙏🙏 SEMOGA BERMANFAAT.

Jumat, 25 Februari 2022

 

Lelah

Tapi tak bisa istirahat

Penat

Tapi tak bisa bersandar

Hanya sekedar melepas lelah

Hanya sekedar melepas penat

Semakin ingin

Semakin lelah jadinya

Bahkan menangispun

Harus ditahan

Semuanya harus di tahan

Karena ketika diungkapkan

Akan semakin menambah beban

Tak ada teman

Tak ada kawan

Tak ada pendamping

Hanya sekedar untuk berbagi

Hanya sekedar untuk berucap lelah

Hanya sekedar membantu

Meringankan lelah dan penat ini

Menampung tangis ini

Argghhhhh

Aku benci

Ingin ku berdoa

Cepat pergi

Cepat pergi jauh dariku

Biar aku bisa tenang

Biar bisa kulepaskan semua tegang ini

Arrrrgghhh durhakanya diriku

Tapi toh itu hanya dalam hatiku saja

Tak bisa kuluapkan

Arrrgghhh

Aku benci

Aku muak

Menjalani semua ini

Kenapa

Hidup

Tak seperti yang kuinginkan

Kubayangkan

Hidup damai

Tanpa ketegangan

Tanpa terusik

Bisa leluasa

Ketika lelah dan ingin istirahat

Ketika penat dan ingin bersandar

Dia

Yang selalu mengusik

Yang selalu menghadirkan ketegangan

Yang selalu memunculkan kemarahan

Yang selalu memicu kegilaan

Yang merusak kedamaian

Bersamanya

Sakit itu dilarang

Karena akan tambah runyam urusannya

Arrgghhh

Aku jengah

Aku sudah lelah dengannya

Tolong

Bawa di pergi menjauh dariku

Inginkan kedamaian

Tanpa hadirnya

Biarlah kudoakan 

Dirinya dalam kedamaian